“Tugas”
siapa yang tak mengenal kata itu ? yah, kata yang sangat tak asing didengar
oleh seorang pelajar khususnya mahasiswa. Laporan, makalah, tugas pendahuluan,
respon, quiz dan sebagainya adalah rutinitas bagi mahasiswa ibarat makanan
sehari-hari yang tak bisa dipisahkan dalam kehidupan. Selain tugas akademik
mahasiswa juga memiliki tugas sebagai pemuda yang aktif misalnya melalui
organisasi. Sedikit-sedikit rapat, buat acara dan masuk dalam kepanitiaan, dsb. Lantas
bagaimanakah dengan ibadah? Apakah ditengah kesibukan akan duniawi kita juga
masih mengingat tugas kita yang sesungguhnya yakni bertakwa pada Allah? Mari
kita renungkan!
Mahasiswa
dalam konteks sehari-hari pasti akan mengalami masa dimana ia merasa bahwa
terlalu banyak tugas-tugas yang harus dikerjakan. Bukan mahasiswa namanya jika
tidak memiliki tugas menumpuk yang semakin hari semakain banyak. Sehingga tiada
hari tanpa kata “deadline”. Seiring dengan urusan akademik, mahasiswa aktif
juga senantiasa menjalankan kewajibannya sebagai pemuda dalam lingkup
organisasi. Sedikit-sedikit rapat, buat acara atau kegiatan dan masuk dalam
kepanitiaan, dsb. Padatnya kesibukan mahasiswa tersebut terkadang malah
membuatnya lalai dalam persoalan tugasnya yang sesungguhnya yaitu tugas sebagai
makhluk ciptaan Allah untuk senantiasa beribadah dan bertakwa padanya. Disaat
kesibukan akan dunia menghantui tanpa sadar kita lupa waktu. Sehingga ibadah 5
waktu kita juga terlewatkan. Kita lebih sering membaca buku diktat kuliah
dibandingkan dengan membuka Al-qur’an. Shalat malam pun tergantikan oleh
laporan yang harus diselesaikan kebut semalam. Hubangan ke sesama manusia pun
terlupakan. Sikap individualisme perlahan-lahan muncul seiring dengan tekanan
untuk menjadi terbaik. Akankah urusan duniawi tersebut membutakan mata hati
kita?
Rasulullah
صلى الله عليه وسلم ditanya, manusia manakah yg paling mulia? Beliau menjawab:
"Yang paling mulia di antara mereka di sisi Allah adalah yg paling
bertaqwa"
Telah
jelas hadist tersebut menjelaskan bahwa yang paling mulia di sisi Allah adalah
yang paling bertaqwa. Bukan yang megejar duniawi dan ilmu dunia semata.
Ada hadits shahih yang diriwayatkan oleh
Tirmidzi yang berbunyi :
"Barang siapa yang akhirat
menjadi harapannya, Allah akan menjadikan rasa cukup didalam hatinya serta
mempersatukan (mempermudah –pentj.) urusannya, dan dunia akan datang kepadanya
dalam keadaan patuh dan hina. Tetapi siapa yang dunia menjadi harapannya, Allah
akan menjadikan kefakiran berada didepan matanya serta mencerai beraikan
urusannya, dan dunia tidak akan datang kepadanya kecuali sekadar apa yang telah
ditetapkan baginya".
Hadist tersebut semakin membuktikan bahwa
kita sebagai mahasiswa untuk menjadi manusia mulia di sisi Allah ialah luruskan
niat segala sesuatu karena Allah. Sehingga urusan duniapun lancar. Percayalah
kekuatan keyakinan. Jika kau percaya maka alam semesta akan medukungmu berkat
bantuan Allah. Utamakan ibadah maka urusan dunia akan diperlancar oleh Allah
SWT. Sebagai contoh nyata kasus yang pernah saya dengar bahwa ada seseorang
muslim merasakan bahwa semakin ia banyak membaca al-qur’an maka semakin
dipermudah urusan dunianya. Sehingga tiap hari ia menambah bacaan al-qur’annya
dan terbukti urusan dunianya semakin dipermudah Allah. Itulah contoh manusia
yang diberi kemuliaan oleh Allah SWT ditengah kesibukan dunianya ia lebih memilih
bertaqwa pada Allah dan Allah pun memuliakannya. Cobalah hal tersebut
insyaallah terbukti. Semoga Allah senantiasa merahmati kita menjadi insan yang
berilmu dan dimuliakan Allah.
Maka
tugas vs ibadah dapat kita maknai bahwa dengan ibadah maka tugas duniawi akan
diperlancar Allah asalkan kita tidak melupakan tugas sebagai makhluk ciptaannya
untuk senantiasa bertakwa maka jadilah salah satu dari banyaknya insan yang
dimuliakan Allah SWT.
Comments
Post a Comment