Kemajuan teknologi adalah
sesuatu yang tidak bisa dihindari dalam ini, karena kemajuan teknologi akan
berjalan sesuai dengan kemajuan ilmu pengetahuan. Setiap inovasi diciptakan
untuk memberikan manfaat positif bagi kehidupan manusia. Teknologi juga
memberikan banyak kemudahan, serta sebagai cara baru dalam melakukan aktivitas
manusia. Manusia juga sudah menikmati banyak manfaat yang dibawa oleh
inovasi-inovasi teknologi yang telah dihasilkan dalam dekade terakhir ini. Pada
era globalisasi seperti saat ini, media seseorang untuk melakukan sebuah
interaksi sosial, khususnya untuk melakukan kontak sosial maupun berkomunikasi
satu dengan lainnya tidaklah susah, hanya dengan menggunakan gadget seseorang dapat
berinteraksi satu dengan lainnya melalui media sosial dunia maya. Gadget adalah
sebuah istilah dalam bahasa Inggris yang mengartikan sebuah alat elektronik kecil
dengan berbagai macam fungsi. Gadget sendiri dapat berupa komputer atau laptop,
tablet PC, dan juga telepon seluler atau smartphone.
Gadget pada era globalisasi sangatlah gampang dijumpai, sebab hampir semua
kalangan masyarakat memiliki gadget.
Keberadaan gadget memang memiliki banyak
manfaat apalagi untuk gadget jenis smartphone
misalnya digunakan untuk berkomunikasi, hiburan, menambah wawasan,
pengetahuan karena kemudahan memperoleh informasi, dll. Namun disisi lain
terjadi hal yang berlawanan disebabkan oleh faktor keteledoran pemakainya atau
kurang tepat dalam memanfaatkan fungsi yang sebenarnya. Dewasa ini, kita
melihat bahwa gadget sudah menjadi hal lazim bagi keseharian kita. Gadget
selalu menghiasi hari-hari kita kapanpun dan dimanapun. Kelebihan fitur-fitur
yang ditawarkan oleh gadget kadang membuat kita terlena dan lupa akan waktu. Fitur-fitur
tersebut seakan-akan menghipnotis penggunanya agar tak bisa memalingkan
pandangan darinya. Menurut sebuah penelitian dari Digital GFK Asia (2016),
perempuan Indonesia setidaknya menghabiskan waktu selama 5-6 jam per hari saat
mengutak-utik layar smartphone mereka,
sedangkan untuk lelaki setidaknya menghabiskan 4-5 jam per hari. Penelitian ini
membuktikan bahwa sebagian besar ketergantungan gadget ialah pada kaum wanita.
5-6
jam dalam rentang waktu 24 jam bukanlah waktu yang singkat. Begitu banyak
amalan yang dapat dilakukan kaum muslimah namun kebanyakan dari kita lalai dan
menyia-nyiakan waktu dan umur kita hanya untuk bermain gadget sehingga akhirnya
melupakan kewajiban sebagai hamba Allah. Ibnu Qayyim rahimahullah pernah berkata bahwa menyia-nyiakan
waktu lebih lebih berbahaya dari pada kematian, karena menyia-nyiakan waktu
memutuskanmu dari Allah dan akhirat, sedangkan kematian memutuskanmu dari dunia
dan penghuninya.
Gadget
dapat membuat kita bersifat ghaflah. Ghaflah ialah lalai yang merupakan salah
satu penyakit qolbu (hati) yang sangat berbahaya sebab ghaflah menurut Imam
asy-Syaukani pengertian Ghaflah (lalai) ialah mereka berada dalam kelalaian
oleh dunia dan berpaling dari akhirat tidak bersiap-siap dengan kewajiban
mereka berupa iman kepada Allah dan melaksanakan kewajiban serta menjauhi semua
larangan. Maka berhati-hatilah agar kita tidak termasuk orang-orang yang
ghaflah. Allah SWT berfirman dalam Q.S. Al-A'raaf ayat 205 yang artinya “dan
sebutlah (nama) Tuhanmu dalam hatimu dengan merendahkan diri dan rasa takut,
dan dengan tidak mengeraskan suara, di waktu pagi dan petang, dan janganlah
kamu termasuk orang-orang yang lalai. Menghindari ghaflah akan meningkatkan
keimanan kita kepada Allah, berkata Umair bin Habib Al-Khatmi radiyallahu 'anhu
: Iman itu bertambah dan berkurang, lalu ia ditanya : bagaimana iman bertambah
dan berkurang? Umair menjawab : jika kita mengingat Allah dan takut kepadanya,
ketika itulah iman bertambah, dan jika kita lalai dan lupa maka ketika itulah
iman berkurang.
Gadget
juga memiliki dampak yang berbahaya bagi kesehatan jasmani kita. Berdasarkan
hasil riset ditemukan bahwa gelombang mikro yang keluar dari ponsel dapat
memicu timbulnya penyakit Alzheimer atau kepikunan lebih awal dari usia
semestinya. Alzheimer adalah salah satu penyakit yang menyebabkan menurunnya
kemampuan berfikir serta kemampuan mengingat-ingat atau memori, penyakit
lainnya ialah resiko terkena kanker, kerusakan sistem pertahanan tubuh dan DNA,
Peningkatan tekanan darah, Multiple sclerosis dan Pakinson’s, Jantung
dan batu ginjal, Sakit kepala, pusing -pusing, kehilangan konsentrasi,
menurunkan kesuburan reproduksi, serta merusak mata. Selain itu juga
menyebabkan gangguan mental seperti kecanduan, insomnia dan merasa cemas yang
berlebih jika tidak memegang smartphone.
Begitu banyak dampak berbahaya yang
ditumbulkan dari kecanduan bermain gadget. Sebagai seorang muslim atau muslimah
yang cerdas kita harus bijak dalam memanfaatkan teknologi, jangan sampai
teknologi membuat mu lupa pada Allah dan menjadi ghaflah. Kita tidak dapat
menghindari teknologi tersebut tetapi kita dapat memanfaatkannya dengan baik.
Solusi yang tepat atas permasalahan diatas ialah dengan berpuasa gadget. Puasa
yang dimaksud disini ialah menahan diri dari penggunaan gadget yang sia-sia.
Ibarat berpuasa kita mempunyai waktu sahur dan berbuka maka pada puasa
gadgetpun demikian. Berikanlah waktu-waktu khusus untuk bermain gadget dan
waktu-waktu khusus untuk tidak memegang gadget. Sesaui dengan sabda rasulullah
yaitu dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, dari Nabi shallallahu
‘alaihi wa sallam, beliau bersabda:
مِنْ حُسْنِ إِسْلاَمِ الْمَرْءِ تَرْكُهُ مَا
لاَ يَعْنِيهِ
“Di antara
kebaikan islam seseorang adalah meninggalkan hal yang tidak bermanfaat”
(HR. Tirmidzi no. 2317)
Kehadiran
teknologi dapat kita sikapi dengan memanfaatkannya dengan cerdas. Begitu bayak fitur-fitur
gadget yang berbau islami seperti pengingat waktu shalat, al-qur’an digital,
dan lainnya sehingga dengan adanya aplikasi tersebut di smartphone maka
kita tidak akan terlena dan melupakan Allah. Kita juga dapat memanfaatkan media
sosial sebagai jalan dakwah untuk menyadarkan saudari-saudari kita yang tengah
terlena akan dunia. Menahan diri untuk tidak berlebihan dari penggunaan gadget
dapat menghindari kita dari penyakit ghaflah agar kita tidak lalai dalam
mengingat Allah. Ghaflah merupakan satu penyakit yang paling berbahaya yang
menimpa individu dan umat. Ia adalah penyakit yang amat membinasakan, yang
membunuh kebaikan dan penghancur semangat. Ia adalah penyakit yang keras, yang
membuat seseorang kehilangan tujuannya, dan menghabiskan energinya. Jika ia
mengenai seorang alim, maka ia akan meninggalkannya dalam keadaan
jahil. Orang-orang yang ghaflah bukannya tidak tahu adanya kehidupan
akhirat yang abadi sebagai tempat balasan Allah. Persoalannya bukan karena
pengetahuan tapi penyebabnya adalah hatinya ghaflah (lalai) sehingga
pengetahuannya menjadi tidak berfungsi. Analisisnya tumpul karena hatinya lalai
kepada Allah Swt. Inilah penyakit berbahaya yang tidak disadari oleh umat
manusia. Sehingga sebagai seorang muslim kita harus cerdas dalam bertindak agar
jangan sampai dengan teknologi (gadget) dapat mengubah kita menjadi
ghaflah.
Comments
Post a Comment